• About
  • Sitemap
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Contact

INDIKESMA.COM

INFORMASI PENDIDIKAN KESEHATAN MADURA

  • Home
  • K.Masyarakat
  • Kedokteran
  • Keperawatan
  • Kebidanan
  • Farmasi
  • Galeri
  • Kampus
  • Info
  • Mahasiswa
Home » KEPERAWATAN » Makalah Keperawatan EPILEPSI

Makalah Keperawatan EPILEPSI

MAKALAH EPILEPSI
A. PENGERTIAN.
Epilepsi adalah suatu gejala atau manifestasi lepasnya muatan
listrik yang berlebihan di sel neuron saraf pusat yang dapat
menimbulkan hilangnya kesadaran, gerakan involunter,
fenomena sensorik abnormal, kenaikan aktivitas otonom dan
berbagai gangguan fisik.
B. ETIOLOGI.
1. Idiopatik.
2. Acquerit : kerusakan otak, keracunan obat, metabolik, bakteri.
- trauma lahir
- trauma kepala
- tumor otak
- stroke
- cerebral edema
- hypoxia
- keracunan
- gangguan metabolik
- infeksi.
C. PATOFISIOLOGI.
Menurut para penyelidik bahwa sebagian besar bangkitan epilepsi
berasal dari sekumpulan sel neuron yang abnormal di otak, yang
melepas muatan secara berlebihan dan hypersinkron. Kelompok
sel neuron yang abnormal ini, yang disebut juga sebagai fokus
epileptik mendasari semua jenis epilepsi, baik yang umum
maupun yang fokal (parsial). Lepas muatan listrik ini kemudian
dapat menyebar melalui jalur-jalur fisiologis-anatomis dan
melibatkan daerah disekitarnya atau daerah yang lebih jauh
letaknya di otak.
Tidak semua sel neuron di susunan saraf pusat dapat
mencetuskan bangkitan epilepsi klinik, walaupun ia melepas
muatan listrik berlebihan. Sel neuron diserebellum di bagian
bawah batang otak dan di medulla spinalis, walaupun mereka
dapat melepaskan muatan listrik berlebihan, namun posisi
mereka menyebabkan tidak mampu mencetuskan bangkitan
epilepsi. Sampai saat ini belum terungkap dengan pasti
mekanisme apa yang mencetuskan sel-sel neuron untuk melepas
muatan secara sinkron dan berlebihan (mekanisme terjadinya
epilepsi).
Secara Patologi :
Fenomena biokimia sel saraf yang menandai epilepsi :
1. Ketidakstabilan membran sel saraf.
2. Neuron hypersensitif dengan ambang menurun.
3. Polarisasi abnormal.
4. Ketidakseimbangan ion.
D. KLASIFIKASI DAN GAMBARAN KLINIS.
1. Epilepsi Umum.
- Grand mal.
- Petit mal.
- Infantile spasm.
2. Epilepsi Jenis Focal / Parsial.
- Focal motor.
- Focal sensorik.
- Psikomotor.
Gejala :
1. Bangkitan umum :
- Tonik : kontraksi otot, tungkai dan siku fleksi, leher dan
punggung 20 – 60 detik.melengkung, jeritan epilepsi (aura).
- Klonik : spasmus flexi berseling relaksasi, hypertensi, midriasis,
takikardi, hyperhidrosis, 40 detik.hypersalivasi.
- Pasca Serangan : aktivitas otot terhenti
klien sadar kembali
lesu, nyeri otot dan sakit kepala
klien tertidur 1-2 jam.
2. Jenis parsial :
- Sederhana : tidak terdapat gangguan kesadaran.
- Komplex : gangguan kesadaran.
Ad :
1. Grand mal (Tonik Klonik) :
- Ditandai dengan aura : sensasi pendengaran atau penglihatan.
- Hilang kesadaran.
- Epileptik cry.
- Tonus otot sikap fleksi / ekstensi.meningkat
- Sentakan, kejang klonik.
- Lidah dapat tergigit, hypertensi, tachicardi, berkeringat, dilatasi
pupil dan hypersalivasi.
- Setelah serangan pasien tertidur 1-2 jam.
- Pasien lupa, mengantuk dan bingung.
2. Petit mal :
- Hilang kesadaran sebentar.
- Klien tampak melongo.
- Apa yang dikerjakannya terhenti.
- Klien terhuyung tapi tidak sampai jatuh.
3. Infantile Spasm :
- Terjadi usia 3 bulan – 2 tahun.
- Kejang fleksor pada ektremitas dan kepala.
- Kejang hanya beberapa fetik berulang.
- Sebagian besar klien mengalami retardasi mental.
4. Focal motor :
Lesi pada lobus frontal.
5. Focal Sensorik :
Lesi pada lobus parietal.
6. Focal Psikomotor :
Disfungsi lobus temporal.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.
Pemeriksaan laboratorium :
Pemeriksaan darah rutin, darah tepi dan lainnya sesuai indikasi
misalnya kadar gula darah, elektrolit. Pemeriksaan cairan
serebrospinalis (bila perlu) untuk mengetahui tekanan, warna,
kejernihan, perdarahan, jumlah sel, hitung jenis sel, kadar
protein, gula NaCl dan pemeriksaan lain atas indikasi.
Pemeriksaan EEG :
Pemeriksaan EEG sangat berguna untuk diagnosis epilepsi. Ada
kelainan berupa epilepsiform discharge atau epileptiform activity),
misalnya spike sharp wave, spike and wave dan sebagainya.
Rekaman EEG dapat menentukan fokus serta jenis epilepsi apakah
fokal, multifokal, kortikal atau subkortikal dan sebagainya. Harus
dilakukan secara berkala (kira-kira 8-12 % pasien epilepsi
mempunyai rekaman EEG yang normal).
Pemeriksaan radiologis :
Foto tengkorak untuk mengetahui kelainan tulang tengkorak,
destruksi tulang, kalsifikasi intrakranium yang abnormal, tanda
peninggian TIK seperti pelebaran sutura, erosi sela tursika dan
sebagainya.
Pneumoensefalografi dan ventrikulografi untuk melihat gambaran
ventrikel, sisterna, rongga sub arachnoid serta gambaran otak.
Arteriografi untuk mengetahui pembuluh darah di otak : anomali
pembuluh darah otak, penyumbatan, neoplasma / hematome/
abses.
F. KOMPLIKASI.
Kerusakan otak akibat hypoksia dan retardasi mental dapat
timbul akibat kejang berulang.
Dapat timbul depresi dan keadaan cemas.
G. PENATALAKSANAAN.
Medik :
a. Pengobatan Kausal :
Perlu diselidiki apakah pasien masih menderita penyakit yang
aktif, misalnya tumor serebri, hematome sub dural kronik. Bila
ya, perlu diobati dahulu.
b. Pengobatan Rumat :
Pasien epilepsi diberikan obat antikonvulsan secara rumat. Di
klinik saraf anak FKUI-RSCM Jakarta, biasanya pengobatan
dilanjutkan sampai 3 tahun bebas serangan, kemudian obat
dikurangi secara bertahap dan dihentikan dalam jangka waktu 6
bulan. Pada umumnya lama pengobatan berkisar antara 2-4
tahun bebas serangan. Selama pengobatan harus diperiksa gejala
intoksikasi dan pemeriksaan laboratorium secara berkala.
Obat yang dipakai untuk epilepsi yang dapat diberikan pada
semua bentuk kejang :
- Fenobarbital, dosis 3-8 mg/kg BB/hari.
- Diazepam, dosis 0,2 -0,5 mg/Kg BB/hari.
- Diamox (asetazolamid); 10-90 mg/Kg BB/hari.
- Dilantin (Difenilhidantoin), dosis 5-10 mg/Kg BB/hari.
- Mysolin (Primidion), dosis 12-25 mg /Kg BB/hari.
Bila menderita spasme infantil diberikan :
- Prednison dosisnya 2-3 mg/Kg BB/hari.
- Dexametasone, dosis 0,2-0,3 mg/Kg BB/hari.
- Adrenokortikotropin, dosis 2-4 mg/Kg BB/hari.
Keperawatan :
Masalah pasien yang perlu diperhatikan adalah resiko terjadinya
bahaya akibat bangkitan epilepsi, gangguan rasa aman dan
nyaman, resiko terjadi gangguan psikososial , kurang
pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.
1. DATA DASAR PENGKAJIAN PASIEN.
AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Gejala : Keletihan, kelemahan umum.
Keterbatasan dalam aktivitas / bekerja yang ditimbulkan oleh diri
sendiri / orang terdekat .
Tanda : Perubahan tonus / kekuatan otot.
Gerakan involunter / kontraksi otot ataupun sekelompok otot.
SIRKULASI
Gejala : Iktal : Hypertensi, peningkatan nadi, sianosis.
Postiktal : Tanda vital normal atau depresi dengan penurunan nadi
dan pernafasan.
INTEGRITAS EGO
Gejala : Stressor eksternal / internal yang berhubungan dengan
keadaan dan / atau penanganan.
Peka rangsang; perasaan tidak ada harapan / tidak berdaya.
Perubahan dalam berhubungan.
Tanda : Pelebaran rentang respons emosional.
 ELIMINASI
Gejala : Inkontinensia episodik.
Tanda : Iktal : peningkatan tekanan kandung kemih dan tonus
sfingter.
Postiktal : otot relaksasi yang mengakibatkan inkontinensia (baik
urine / fekal).
MAKANAN / CAIRAN
Gejala : Sensitivitas terhadap makanan, mual / muntah yang
berhubungan dengan aktivitas kejang.
Tanda : Kerusakan jaringan lunak / gigi (cedera selama kejang).
Hyperplasia gingival (efek samping pemakaian Dilantin jangka
panjang).
NEUROSENSORI
Gejala : Riwayat sakit kepala, aktivitas kejang berulang, pingsan,
pusing. Riwayat trauma kepala, anoksia dan infeksi serebral.
Adanya aura (rangsangan visual, auditorius, area halusinogenik).
Postiktal : kelemahan, nyeri otot, area parestese / paralisis.
Tanda : Karakteristik kejang :
Kejang umum.
Kejang parsial (kompleks).
Kejang parsial (sederhana).
NYERI / KENYAMANAN
Gejala : Sakit kepala, nyeri otot / punggung pada periode postiktal.
Nyeri abnormal paroksismal selama fase iktal.
Tanda : Sikap / tingkah laku yang berhati-hati.
Perubahan tonus otot.
Tingkah laku gelisah / distraksi.
 PERNAFASAN
Gejala : Fase iktal : gigi mengatup, sianosis, pernafasan menurun /
cepat; peningkatan sekresi mukus.
Fase postiktal : apnea.
 KEAMANAN
Gejala : Riwayat terjatuh / trauma, fraktur.
Adanya alergi.
Tanda : Trauma pada jaringan lunak / ekimosis.
Penurunan kekuatan / tonus otot secara menyeluruh.
INTERAKSI SOSIAL
Gejala : Masalah dalam hubungan interpersonal dalam keluarga
atau lingkungan sosialnya.
Pembatasan / penghindaran terhadap kontak sosial.
PENYULUHAN / PEMBELAJARAN
Gejala : Adanya riwayat epilepsi pada keluarga. Penggunaan /
ketergantungan obat (termasuk alkohol).
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Mencegah / mengendalikan aktivitas kejang.
2. Melindungi pasien dari cedera.
3. Mempertahankan jalan nafas.
4. Meningkatkan harga diri yang positif.
5. Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognosis,
dan kebutuhan penanganannya.
TUJUAN PEMULANGAN
1. Serangan kejang terkontrol.
2. Komplikasi / cedera dapat dicegah.
3. Mampu menunjukkan citra tubuh.
4. Pemahaman terhadap proses penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL :
Resiko tinggi terhadap trauma / penghentian pernafasan
berhubungan dengan perubahan kesadaran; kelemahan;
kehilangan koordinasi otot besar atau kecil.
RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI :
- Gali bersama-sama klien berbagai stimulasi yang dapat menjadi
pencetus kejang.
Rasional : alkohol, berbagai obat dan stimulasi lain (seperti kurang
tidur, lampu yang terlalu terang, menonton televisi terlalu lama)
dapat meningkatkan aktivitas otak, yang selanjutnya
meningkatkan resiko terjadinya kejang.
- Pertahankan bantalan lunak pada penghalang tempat tidur yang
terpasang dengan posisi tempat tidur rendah.
Rasional : mengurangi trauma saat kejang (sering / umum)
terjadi selama pasien berada di tempat tidur.
- Tinggallah bersama pasien dalam waktu beberapa lama
selama / setelah kejang.
Rasional : meningkatkan keamanan pasien.
- Catat tipe dari aktivitas kejang (seperti lokasi / lamanya aktivitas
motorik, hilang kesadaran, inkontinensia, dan lain-lain) dan berapa
kali terjadi (frekuensi / kekambuhannya).
Rasional : membantu untuk melokalisasi daerah otak yang
terkena.
Resiko tinggi terhadap bersihan jalan nafas / pola nafas tidak
efektif berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler; obstruksi
trakeobronkial.
RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI :
- Anjurkan klien untuk mengosongkan mulut dari benda / zat
tertentu / gigi palsu atau alat yang lain jika fase aura terjadi dan
untuk menghindari rahang mengatup jika kejang terjadi tanpa
ditandai gejala awal.
Rasional : menurunkan resiko aspirasi atau masuknya sesuatu
benda asing ke faring.
- Letakkan pasien dalam posisi miring, permukaan datar,
miringkan kepala selama serangan kejang.
Rasional : meningkatkan aliran (drainase) sekret, mencegah lidah
jatuh dan menyumbat jalan nafas.
- Tanggalkan pakaian pada daerah leher / dada dan abdomen.
Rasional : untuk memfasilitasi usaha bernafas / ekspansi dada.
- Masukkan spatel lidah / jalan nafas buatan atau gulungan benda
lunak sesuai dengan indikasi.
Rasional : jika memasukkannya di awal untuk membuka rahang,
alat ini untuk mencegah tergigitnya lidah dan memfasilitasi saat
melakukan penghisapan lendir atau memberi sokongan terhadap
pernafasan jika diperlukan.
- Lakukan penghisapan sesuai indikasi.
Rasional : menurunkan resiko aspirasi atau asfiksia.
- Kolaborasi dalam pemberian tambahan oksigen.
Rasional : dapat menurunkan hipoksia serebral sebagai akibat dari
sirkulasi yang menurun atau oksigen sekunder terhadap spasme
vaskuler selama serangan kejang.
Gangguan harga diri / identitas diri berhubungan dengan
persepsi tidak terkontrol; stigma berkenaan dengan kondisi;
ditandai dengan : takut penolakan, perubahan persepsi tentang
diri, kurang mengikuti / tidak berpartisipasi pada terapi.
RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI :
RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI :
- Diskusikan perasaan pasien mengenai diagnostik, persepsi diri
terhadap penanganan yang dilakukannya. Anjurkan untuk
mengungkapkan perasaannya.
Rasional : reaksi yang ada bervariasi diantara individu dan
pengetahuan / pengalaman awal dengan keadaan penyakitnya
akan mempengaruhi penerimaan terhadap aturan pengobatan.
- Identifikasi / antisipasi kemungkinan reaksi orang pada keadaan
penyakitnya.
Rasional : memberikan kesempatan untuk berespons pada proses
pemecahan masalah dan memberikan tindakan kontrol terhadap
situasi yang dihadapi.
- Gali bersama pasien mengenai keberhasilan yang telah diperoleh
atau yang akan dicapai selanjutnya dan kekuatan yang
dimilikinya.
Rasional : memfokuskan pada asfek positif dapat membantu
untuk menghilangkan perasaan dari kegagalan atau kesadaran
terhadap diri sendiri dan membentuk pasien mulai menerima
penanganan terhadap penyakitnya.
- Diskusikan rujukan kepada psikoterapi dengan pasien atau
orang terdekat.
Rasional : kejang mempunyai pengaruh yang besar pada harga
diri seseorang dan pasien / orang terdekat dapat merasa berdosa
atas keterbatasan penerimaaan terhadap dirinya dan stigma
masyarakat. Konseling dapat membantu mengatasi perasaan
terhadap kesadaran diri sendiri.
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi dan
aturan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan,
salah interpretasi informasi, kurang menginat, ditandai dengan :
kurang mengikuti aturan obat, pertanyaan, kurang kontrol
aktivitas kejang.
RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI :
- Jelaskan kembali mengenai patofisiologi / prognosis penyakit
dan perlunya pengobatan / penanganan dalam jangka waktu
yang lama sesuai prosedur.
Rasional : memberikan kesempatan untuk mengklarifikasi
kesalahan persepsi dan keadaan penyakit yang ada sebagai
sesuatu yang dapat ditangani dalam cara hidup yang normal.
- Tinjau kembali obat-obat yang didapat, penting sekali memakan
obat sesuai petunjuk, dan tidak menghentikan pengobatan tanpa
pengawasan dokter. Termasuk petunjuk untuk pengurangan
dosis.
Rasional : tidak adanya pemahaman terhadap obat-obatan yang
didapat merupakan penyebab dari kejang yang terus menerus
tanpa henti.
- Anjurkan pasien untuk memakai gelang / semacam petunjuk
yang memberitahukan bahwa anda adalah penderita epilepsi.
Rasional : mempercepat penanganan dan menentukan diagnosa
dalam keadaan darurat.
- Diskusikan manfaat dari kesehatan umum yang baik, seperti diet
yang adekuat, istirahat yang cukup, latihan yang cukup dan
hindari bahaya alkohol, kafein dan obat yang dapat menstimulasi
kejang.
Rasional : aktivitas yang sedang dan teratur dapat membantu
menuurnkan / mengendalikan faktor-faktor predisposisi yang
meningkatkan perasaan sehat dan kemampuan koping yang baik
dan juga meningkatkan harga diri.
Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan
berhubungan dengan kerusakan sel otak dan aktivitas kejang
sekunder terhadap epilepsi.
RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI :
- Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai
dengan kelompok usia.
Rasional : memberikan gambaran tentang pola perkembangan
anak sesuai dengan perkembangan di kelompok usianya.
- Observasi dan berikan kesempatan pada anak untuk memenuhi
tugas perkembangan sesuai dengan usia.
Rasional : mengetahui sejauh mana perkembangan anak yang
dapat dicapai dan membandingkan dengan pola perkembangan
sesuai kelompok usia perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marylin,1999. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC,
Jakarta.
Elizabeth, J.Corwin. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Cetakan I.
Penerbit : EGC, Jakarta.
Mansjoer, Arif. dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media
Auskulapius, Jakarta
Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC, Jakarta
Posted by Unknown on - Rating: 4.5
Title : Makalah Keperawatan EPILEPSI
Description : MAKALAH EPILEPSI A. PENGERTIAN. Epilepsi adalah suatu gejala atau manifestasi lepasnya muatan listrik yang berlebihan di sel neuron saraf...

Share to

Facebook Google+ Twitter

0 Response to "Makalah Keperawatan EPILEPSI"

Posting Komentar

Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

DAFTAR ISI

My Link

My Link

Logo

POPULER

  • Makalah teori dan model keperawatan Virginia Hunderson
  • makalah pelayanan farmasi di RS
  • MAKALAH EKG ( ELEKTROKARDIOGRAFI) MENGENAI GANGGUAN ARITMIA YANG BERASAL DARI SINUS DAN ATRIAL
  • Makalah Teori Dan Model Konsep Keperawatan Menurut Madeleine Leininger
  • Makalah Konsep Nyeri

My Facebook



MENU

  • FARMASI (9)
  • INFO (9)
  • Kampus (9)
  • KEBIDANAN (10)
  • KEPERAWATAN (26)
  • MAHASISWA KEPERAWATAN (7)
  • PHOTO (5)
  • PRIBADI (13)
ping fast  my blog, website, or RSS feed for Free seomonitor.php?aut=125716
Copyright © 2012 INDIKESMA.COM - All Rights Reserved
Powered by Blogger